Halo, Halo Bandung adalah salah satu lagu perjuangan
Indonesia yang menggambarkan semangat perjuangan rakyat kota Bandung dalam masa
pasca-kemerdekaan pada tahun 1946, khususnya dalam peristiwa Bandung Lautan Api
yang terjadi pada tanggal 29 Maret 1946
Dalam peristiwa Bandung Lautan Api, rakyat Bandung membakar kota Bandung untuk
mencegah kota tersebut dikuasai oleh tentara sekutu dan tentara NICA Belanda
yang hendak merebut Indonesia kembali setelah pasukan Jepang menyerah tanpa
syarat kepada pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II dan menarik pasukannya dari
Indonesia.
Lagu Halo, Halo Bandung menjadi sangat terkenal dan menjadi simbol perjuangan
bangsa Indonesia dalam perebutan kemerdekaan mereka dari jajahan bangsa asing.
Sampai hari ini sebagian masyarakat Indonesia meyakini bahwa lagu tersebut
diciptakan oleh salah satu maestro musik Indonesia, Ismail Marzuki, namun
sebagian kalangan juga masih meragukan hal tersebut, karena sumber informasi
yang tak jelas mengenai lagu tersebut, ditambah dengan kondisi industri musik
Indonesia yang kurang memprioritaskan perlindungan hak cipta.
Yang menciptakan
Nama pencipta resmi dari lagu Halo, Halo Bandung masih diragukan sebagian
masyarakat Indonesia. Perdebatan tentang siapa pencipta lagu Halo-Halo Bandung
sebenarnya sudah lama terjadi. Di dalam buku Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat
Bandung untuk Kedaulatan yang ditulis Ratnayu Sitaresmi, Pestaraja HS Marpaung
menyebutkan bahwa polemik itu mulai terjadi pada 1995. Pestaraja Marpaung
adalah salah seorang pejuang yang sempat bergabung ke dalam Pasukan Istimewa
(PI) Indonesia dan turut terlibat langsung dalam peristiwa Bandung Lautan Api.
Komponis senior Indonesia, AT Mahmud, membenarkan adanya polemik tersebut,
dengan menyebutkan bahwa lagu tersebut tidak diketahui siapa penciptanya,
menurut kutipan dari surat kabar Pikiran Rakyat edisi 23 Maret 2007.
""Informasi yang saya dengar, lagu tersebut, seharusnya, NN (No Name;
Pencipta tak diketahui-red.)". Saya sendiri tak tahu bagaimana kemudian
lagu itu jadi ciptaan Ismail Marzuki,” ungkapnya, ketika dihubungi, Kamis
(22/3) petang. "
Anggapan lagu diciptakan oleh Ismail Marzuki
Sejauh ini, masyarakat Indonesia menganggap bahwa lagu perjuangan tersebut
merupakan ciptaan Ismail Marzuki, berdasarkan informasi dari bermacam sumber.
Akan tetapi, banyak orang yang meragukannya. Hal ini disebabkan karena
berkecenderungan Ismail untuk mencipta lagu-lagu berirama lambat dan romantis.
Sementara Halo-Halo Bandung dimasukkan dalam kategori lagu mars yang berirama
cepat dan heroik.
Keraguan masyarakat ini ditentang oleh pengamat musik Indonesia yang mengatakan
bahwa Ismail Marzuki adalah pencipta lagu yang dinamis. Mereka tetap meyakini
Ismail Marzuki sebagai pencipta lagu tersebut karena terdapat sisi romantisme
yang adalah ciri khas Ismail Marzuki dalam lagu tersebut.
Anggapan lagu diciptakan oleh Cornel Simanjuntak
Anggapan ini muncul dari buku-buku cetak sekolah maupun sumber akademis yang
kerap kali menuliskan bahwa Cornel Simanjuntak, salah seorang pencipta lagu dan
pahlawan nasional Indonesia kelahiran Sumatera Utara, adalah pencipta lagu
Halo-Halo Bandung.
Anggapan lagu diciptakan oleh Bona L Tobing
Ibu Kasur, salah seorang tokoh komponis senior Indonesia, mengatakan bahwa
mendiang suaminya, Pak Kasur yang juga tokoh komponis Indonesia, mengatakan
bahwa lagu tersebut diciptakan oleh seseorang bernama Tobing, menurut surat
kabar Pikiran Rakyat edisi yang sama.
Dalam buku Saya Pilih Mengungsi, Pestaraja Marpaung menyatakan bahwa Bona L
Tobing adalah orang yang pertama kali mengucapkan "Halo! Halo
Bandung!" yang menjadi sumber inspirasi lagu tersebut. Seperti dikutip
dari surat kabar Pikiran Rakyat yang sama lagi.
"Ceritanya, pada suatu malam, di Ciparay, diselenggarakan perayaan Batak.
Di sana, disediakan pula sebuah panggung dan memberikan kesempatan kepada
pengunjung yang ingin menyumbangkan lagu. Seorang pemuda Batak bernama Bona L.
Tobing, tiba-tiba menyapa, "Halo!" kepada Kota Bandung di kejauhan,
“Halo Bandung!". Kemudian sapaan itu memiliki irama, “Halo-Halo Bandung”
seperti irama yang dikenal saat ini. "Akan tetapi, irama itu tidak selesai
karena malam sudah larut,".
Anggapan lagu diciptakan oleh para pejuang Bandung Selatan
Di dalam buku Saya Pilih Mengungsi, Pestaraja Marpaung, yang akrab dipanggil
Bang Maung, menyebutkan bahwa lagu tersebut bukan ciptaan perseorangan
melainkan merupakan ciptaan bersama para pejuang di Ciparay, Bandung Selatan,
tanpa melihat asal-usul suku bangsa. Hal tersebut dicerminkan dengan penggunaan
kata "Halo!" yang adalah sapaan khas pemuda dari Medan, Sumatera
Utara, yang ditimbulkan dari pengaruh film-film koboi dari Amerika yang sering
diputar pada waktu itu. Ditambah dengan penggunaan kata "beta",
bahasa daerah Ambon, Maluku, yang berarti "saya".
Berikut kutipan dari buku Saya Pilih Mengungsi tentang cerita Pestaraja
Marpaung mengenai penciptaan lagu Halo-Halo Bandung.
"Sebagai pejuang, Bang Maung pun turut menyusup ke Kota Bandung, setiap
malam, setelah peristiwa Bandung Lautan Api. "Siang hari tidak ada kerja.
Jadi di Ciparay ini, anak-anak Bandung dari Pasukan Istimewa tiduran. ‘Eh, lagu
yang kemarin itu mana? Halo! Halo Bandung! de-de-de— (berirama menurun).’
Setelah lama, orang Ambon juga ikut. Pemuda Indonesia Maluku itu, di antaranya
Leo Lopulisa, Oom Teno, Pelupessy. Sesudah Halo-Halo Bandung, datang orang
Ambonnya. Sudah lama beta! tidak bertemu dengan kau!’ Karena itu, ada ‘beta’ di
situ. Bagaimana kata itu bisa masuk kalau tidak ada dia di situ. Si
Pelupessy-lah itu, si Oom Tenolah itu, saya enggak tahu. Tapi, sambil nyanyi
bikin syair. Itulah para pejuang yang menciptakannya. Tidak ada itu yang
menciptakan. Kita sama-sama saja main-main begini. Jadi, kalau dikatakan siapa
pencipta (Halo-Halo) Bandung? Para pejuang Bandung Selatan,” ucapnya."
Sumber:
#NaDaIndonesiaku