Rss Feed
  1. Ismail Marzuki kelahiran kampung Kwitang, Jakarta Pusat, pada tahun 1914 ini menciptakan sekitar 250 lagu. Karya-karyanya sampai hari ini masih sering terdengar, antara lain Juwita Malam, Sepasang Mata Bola, Selendang Sutera, Sabda Alam, dan Indonesia Pusaka.


    Pada tahun 1931, Maing-- sapaan akrab Ismail Marzuki-- memulai menciptakan lagu "O Sarinah'' yang menggambarkan suatu kondisi kehidupan bangsa yang tertindas.

    Lagu-lagu ciptaan
    Rayuan Pulau Kelapa yang dicipta tahun 1944, Gugur Bunga (1945), Halo-Halo Bandung (1946), Selendang Sutera (1946), Sepasang Mata Bola (1946), dan Melati di Tapal Batas (1947), Aryat ,Wanita, Bandung Selatan di Waktu Malam (1948), Keroncong Serenata, Kasim Baba, Bandaneira, Lenggang Bandung, Sampul Surat, Karangan Bunga dari Selatan, Selamat Datang Pahlawan Muda (1949), Juwita Malam, Sabda Alam, Roselani, Rindu Malam, Indonesia Pusaka dan masih banyak lagi.

    Ismail Marzuki mulai mencipta lagu mulai tahun 1931 dengan lagu pertama berjudul O Sarinah yang menggambarkan suatu kehidupan sebuah bangsa yang tertindas. Setelah itu sekitar 250 lagu berhasil ia ciptakan dalam kurun waktu tahun 1930-1950. Lagu-lagunya memiliki bermacam-macam tema dan aliran musik. Puluhan lagu Ismail Marzuki dirilis ulang oleh artis-artis top hingga kini. Ismail Marzuki terkenal keahliannya membuat lirik lagu yang sederhana namun mempunyai syair yang kuat dan melodius serta tidak lekang oleh waktu. Gelar maestro musik Indonesia pantas disandangnya.

    Komponis pelopor yang wafat 25 Mei 1958, ini telah melahirkan lagu-lagu ke pahlawanan, yang menggugah jiwa nasionalisme. Maestro musik ini menyandang predikat komponis pejuang legendaris Indonesia.

    Sejak tahun 1930-an hingga 1950-an, dia menciptakan sekitar dua ratus lima puluh lagu dengan berbagai tema dan jenis aliran musik yang memesona. Hingga saat ini, lagu-lagu karyanya yang abadi masih dikenang dan terus berkumandang di masyarakat. Dalam dunia seni musik Indonesia, kehadiran putra Betawi ini mewarnai sejarah dan dinamika pasang surutnya musik Indonesia.

    Sebagai komponis, dia dikenal produktif dan pandai melahirkan karya-karya yang mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat. Dalam bermusik, dia mempunyai kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke jenis aliran musik yang lain. Ia juga punya kemampuan menangkap inspirasi lagunya dengan beragam tema.

    Keterpesonaan Ismail Marzuki pada sisi-sisi romantisme masa perjuangan melahirkan lagu-lagu bertema cinta dan perjuangan. Meski lagu-lagu karyanya tampak sederhana, syairnya sangat kuat, melodius, dan punya nilai keabadian.

    Lagu-lagunya hingga sekarang masih tetap hidup dan disukai tua dan muda seperti Sepasang Mata Bola, Selendang Sutra, Melati di Tapal Batas, Aryati, Jangan Ditanya ke Mana Aku Pergi, Payung Fantasi, Sabda Alam, Kopral Jono, dan Sersan Mayorku.

    Gelar pahlawan nasional dianugerahkan kepadanya bersama lima putra terbaik bangsa lainnya, yakni Maskoen Soemadiredja, Andi Mappanyukki, Raja Ali Haji, KH. Achmad Ri'fai, dan Gatot Mangkoepradja. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan dalam rangkaian peringatan Hari pahlawan 10 November, di Istana Negara Rabu (10/11/2004).


    Ismail Marzuki memang seorang komponis besar yang sampai saat ini boleh jadi belum ada yang dapat menggantikannya. Karena itu, memang sudah layak diberikan penghormatan padanya sebagai pahlawan nasional.

    Karya-karya Ismail Marzuki memang kaya, baik soal melodi maupun liriknya. Ia pun mencipta lagu dengan bermacam warna, salah satunya keroncong, di antaranya Bandung Selatan di Waktu Malam dan Selamat Datang Pahlawan Muda.
    Lagu yang kita pilih malam ini adalah....... *drum roll* INDONESIA PUSAKA yeaaayy!!

    Indonesia Pusaka oleh Ismail Marzuki

    Indonesia tanah air beta
    Pusaka abadi nan jaya
    Indonesia sejak dulu kala
    Tetap di puja-puja bangsa

    Di sana tempat lahir beta
    Dibuai dibesarkan bunda
    Tempat berlindung di hari tua
    Tempat akhir menutup mata

    Sungguh indah tanah air beta
    Tiada bandingnya di dunia
    Karya indah Tuhan Maha Kuasa
    Bagi bangsa yang memujanya

    Indonesia ibu pertiwi
    Kau kupuja kau kukasihi
    Tenagaku bahkan pun jiwaku
    Kepadamu rela kuberi

    Indonesia tanah air beta
    Pusaka abadi nan jaya
    Indonesia sejak dulu kala
    Tetap di puja-puja bangsa

    Di sana tempat lahir beta
    Dibuai dibesarkan bunda
    Tempat berlindung di hari tua
    Tempat akhir menutup mata

    Apa sih yang sebenarnya ingin disampaikan dari lagu Indonesia Pusaka? Ini dia ulasan makna dari lagu tersebut :D


    Makna Lagu Indonesia Pusaka
    Indonesia adalah tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan serta tumbuh dan menjadi tua disini.

    Negara ini adalah hasil dari perjuangan dan kerja keras para pendiri-pendiri bangsa.

    Sudah seharusnyalah kita sebagai penerus memperjuangkan bangsa ini dan membelanya.

    Indonesia adalah tanah pusaka yang diwariskan oleh para leluhur kita. Dan disinilah pada akhirnya kita nanti akan menjadi tua.

    Kita harus selalu menjaganya agar kelak Indonesia masih bisa dikengang sebagai bangsa yang besar oleh bangsa lain.

    Agar Indonesia masih bisa dikenang sebagai bangsa yang memilki ragam budaya.

    Agar Indonesia masih bisa dikenang sebagai bangsa yang subur dan makmur masyarakatnya.

    Untuk itulah kita perlu membela negeri ini karena ini adalah Indonesia kita.Indonesia Pusaka.

    Nah, itu dia ulasan makna dari lagu Indonesia Pusaka. Kita, sebagai masyarakat khususnya generasi muda sebagai penerus bangsa, yuk rame-rame kita lestarikan lagu nasional dan daerah Indonesia. Ga cuma nyanyi doang ko, bisa dengan meresapi lagu dan mengerti makna juang dari lagu yang kita dengerin.
    Dengan sendirinya kamu pasti sadar ko betapa pentingnya lagu itu bagi bangsa dan negara KITA, Negara Indonesia.

    Selamat malam :)

    *semangat 45*



    #NadaIndonesiaku


    Sumber:




  2. 2 komentar:

    1. Unknown mengatakan...

      nice..
      aku benar2 kagum sama beliau Ismail Marzuki,,

    2. Unknown mengatakan...

      Lantas, kenapa pakai beta, bukannya saya atau kita atau semua? Krna jika ditelaah, rimanya sama saja.
      Apakah yg membuat bpk Ismail Marzuki menggunakan kata "Beta" pada syair lagu tersebut?
      Semoga saja bisa menjawab. 😊

    Posting Komentar